Sumenep- Data terbaru yang dikeluarkan oleh BPS tentang indikator pelayanan kesehatan tahun 2023 mengalami kondisi yang semakin memburuk (30/1/24)
Persoalan kesehatan yang menyangkut kondisi proses persalinan atau kelahiran menjadi hal yang perlu digaris bawahi oleh pemerintah kabupaten Sumenep.
Badan Pusat Statistik menyebutkan pengaruh terhadap peningkatan derajat kesehatan diantaranya adalah siapa yang menolong dan di mana tempat pertolongan yang memadai dalam proses kelahiran. Pada tahun 2023 terdapat sebanyak 12,26 persen wanita pernah kawin yang proses melahirkan yang tidak tertolong oleh tenaga medis. Angka tesebut memburuk dibanding tahun sebelumnya (2022) yang sebesar 5,97 persen.
Lalu, Indikator berikutnya adalah wanita pernah kawin yang proses melahirkannya tidak terfasilitasi kesehatan ada pada jumlah 13,85 persen. Angka tersebut juga meningkat dibandingkan tahun sebelumnya (2022) yang sebesar 11,85 persen.
Tidak hanya diketahui dari data BPS, secara fakta pengakuan warga kepulauan juga menceritakan hal yang begitu miris terkait akses kesehatan utamanya untuk orang melahirkan
Wawan yang pernah viral diacara “Desak Anis” di Banyuwangi pada tanggal 28 Desember 2023. Ia mengungkapkan bahwa mirisnya akses kesehatan di kampung halamanya pulau Sapeken.
“Banyak ketimpangan di sana (Sumenep), beberapa persoalan kami telah sampaikan (ke pemerintah kabupaten) namun tidak ditanggapi, persoalan akses kesehatan harus segera diselesaikan. Seringkali ada pasien yang mau melahirkan dan akan dirujuk ke Banyuwangi tapi belum sampai sudah meninggal di kapal” ungkapnya.